Skip to main content

 

Regional Youth Summit Menoken Asia Tenggara 2021, Pertemuan Pemuda Adat Indonesia dan Filipina 

 

Posting Date
Community activities in Menoken in Timor

Bogor, 18 November 2021. Kegiatan Noken Kembali akan di selenggarakan pada tanggal 19-21 November 2021. Kegitan Menoken kali akan dilaksanakan di dua negara region Asia Tenggara yaitu Indonesia dan Filipina. Berbeda dengan menoken sebelumnya yang di selenggarakan di satu lokasi menoken dengan melibatkan beberapa komunitas, Menoken kali ini akan melibatkan 7 komunitas yang akan menoken serentak diberbagai lokasi di Filipina, sementara akan ada sembilan komunitas di Indonesia. Di Indonesia, menoken akan diselenggarakan di wilayah komunitas: Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Bali, Jayapura, Merauke, Nusa Tenggara Timur, dan Flores. Sementara di Filipina, lokasi menoken akan bertempat di Calamianes (Palawan Utara) dengan Masyarakat Adat Calamian Tagbanwa, di Mindanao Utara dengan Masyarakat Adat Higaonon, Talaandig, Bukidnon dan Menuvu, di Kidapawan dengan Masyarakat Adat B'laan, Manobo Tagabawa, dan Maguindanaon, di Surigao dengan Masyarakat Adat Mamanwa dan Badjao, di Tandag dengan Masyarakat Adat Manobo, dan di Maguindanao dengan Masyarakat Adat Teduray dan Lambangian.

Menoken yang mengambil tema “Regional Youth Summit, Menoken Asia Tenggara 2021: Pertemuan Pemuda Adat di Indonesia dan Filipina” ini diselenggarakan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh pemuda adat baik di Indonesia dan Filipina untuk menyambung kembali hubungan yang selama pandemi Covid-19 terkendala oleh pembatasan kegiatan, mobilisasi maupun jarak. Menoken Asia Tenggara ini bertujuan untuk membangun atau memperbaharui hubungan sosial antara berbagai kelompok pemuda adat melalui pertukaran budaya, pengalaman, keprihatinan dalam situasi pandemi dan rencana-rencana yang bisa menghubungkan kembali antara sesama pemuda adat.

Kegiatan Menoken ini selalu di gelar dengan lokasi yang menarik dan berdekatan dengan alam, lokasi yang dipilih baik di areal pegunungan, sekitar sungai atau danau, dan tentunya di wilayah adat. Dengan konsep kemping atau bermalam di tenda, menoken menjadi media untuk para penoken untuk berinterkoneksi baik dengan diri sendiri, orang lain, alam dan para leluhur.

Di lokasi menoken, masing-masing komunitas telah menyiapkan beragam kegiatan unik dan menarik. Para pemuda adat yang tergabung dalam komunitas Adat baik di Indonesia dan Filipina telah merancang aktivitas dan program mereka sendiri. Berbagai topik diskusi telah di identifikasi oleh kelompok kerja pemuda adat dimasing-masing komunitas. Topik itu meliputi diskusi seputar hak-hak Masyarakat Adat, baik dari segi lingkungan dan iklim, budaya dan tradisi, makanan tradisional, aplikasi

pengkodean dan internet teknologi, kegiatan daur ulang, aksi penanaman pohon, bertukar pengalaman pertanian milenial, belajar bahasa isyarat, pembuatan film, dan kewirausahaan.

Selain berdialog dengan topik yang beragam berbagai interaksi melalui tarian budaya, lagu dan permainan telah di persiapkan oleh para pemuda adat dengan tujuan berbagi budaya dan tradisi yang di miliki masing-masing komunitas Adat. Gambusuk yaitu Musik kesenianTradisional Gowa, Menapak tilas nilai budaya leluhur melalui musik tradisional Dayak Kanayatn, Tarian Pangkur Sagu, Nyanyian Tarian Tana Timor dan Pentas musik inklusi merupakan sebagian pertunjukan seni tradisional yang mewarnai kegiatan Menoken di region Indonesia.

Selengkapnya unduh siaran pers berikut:

Download Siaran Pers

Stories

Festival PARARA 2023: Celebrating Local Entrepreneurship and Indigenous Products

Partners' solidarity for World's Indigenous Peoples Day

Grant Advisers Meeting in Chiang Mai

Press Release: Bali to Host Regional Learning Exchange on Tenure Reform Processes with Civil Society Organisations across Asia